Mengapa Terasa Panas (Gerah) Saat Mendung?

Fenomena yang biasa dialami ketika awan dilangit terlihat hitam, yang merupakan pertanda akan turun hujan adalah udara disekitar terasa panas. Bahkan bisa menyebabkan tubuh kita gerah dan berkeringat. Mengapa bisa demikian? Padahalkan matahari tertutup awan sehingga seharusnya tidak terasa panas? Ketika awan terlihat hitam (mendung), terjadi proses perubahan uap air (gas) berubah menjadi air (cair). Pada proses terjadinya mendung ini dilepaskan sejumlah panas (kalor) ke udara.
Awan yang berwarna hitam gelap (mendung) biasanya tidak terlalu tinggi dibandingkan awan yang putih, sehingga semakin dekat jaraknya ke permukaan bumi, efek panas yang dilepaskan semakin terasa. Kondisi ini akan lebih panas jika sebelumnya matahari bersinar terik, sehingga panas yang kita rasakan adalah akumulasi dari pelepasan energi dari perubahan fase uap air menjadi air dan energi panas sisa yang dipancarkan bumi.
Banyak yang bertanya-tanya kenapa sebelum hujan akan terasa gerah? ini terjadi khususnya di daerah tropis. ada dua kemungkinan alasan kenapa kita merasa gerah saat hujan akan turun. di sini akan dijelaskan secara ilmiah dari pandangan ilmu pengetahuan tentang hal tersebut.

Berikut beberapa alasan yang mungkin terjadi saat Hujan akan turun dan kita merasa gerah :


1. Beberapa saat sebelum hujan biasanya kita merasa gerah. Sebenarnya bukan suhu udara menjadi lebih panas, tetapi kelembaban udara udara yang menurun. Kelembaban udara berasosiasi dengan banyaknya uap air di udara (uap bukan air). Pada kondisi dimana kita merasa gerah berarti uap air di sekitar kita berkurang. Ini terjadi karena adanya ekspansi adiabatis di mana uap air bergerak lebih cepat ke atmosfer.
Ekspansi adibatis merupakan fenomena fisis yang melukiskan pergerakan massa udara secara vertikal. Hal ini ini terjadi karena suhu massa udara di permukaan lebih panas dari lingkungannya. Karena lebih panas maka massa jenisnya menjadi lebih ringan sehingga akan bergerak naik. Pada kondisi lainnya pada saat uap air mengembun menjadi titik-titik air dalam awan akan terjadi pelepasan panas laten. Lepasnya panas laten ke atmosfer akan menaikkan suhu udara.
Panas laten adalah panas yang dikandung uap air pada saat terjadinya penguapan di permukaan bumi. Nah lepasnya panas laten tersebut membuat suhu udara tidak berkurang walaupun sinar matahari sebagai sumber panas di bumi telah tertutup awan.
Selanjutnya jika proses fisis di dalam awan tidak "terganggu" makan akan turun hujan. Tetapi proses terjadinya hujan yang dimulai dari ekspansi adiabatis hanya terjadi dalam radius 5-10 km. Karna awan penyebabnya adalah awan jenis cumuliform yang tumbuh secara vertikal. Hujan yang turun dari awan jenis ini sifatnya deras, waktunya singkat dan area yang kurang luas, radius 5-10 km.
2. Hujan terjadi setelah udara jenuh dan uap air mencapai titik kondensasi ( kondensasi adalah proses perubahan uap air menjadi titik-titik air). Pada titik kondensasi inilah uap air berubah dari fase uap ke fase cair. Pada Proses ini, perubahan melepaskan energi yang oleh kita terasa sebagai panas dan gerah sebelum hujan. Itu merupakan efek energi yang dilepaskan.

Bagi Anda yang mempunyai pendapat lain, silahkan Anda menulis di kotak komentar yang tersedia..

Semoga Bermanfaat..

0 komentar:

Posting Komentar